TEORI ETIKA BISNIS DISTRIBUTOR DI MASA PANDEMI
TEORI ETIKA BISNIS DISTRIBUTOR DI MASA PANDEMI
Menurut teori keadilan distribusi John Rawls, pasar memberikan kebebasan dan peluang yang sama bagi semua pelaku ekonomi. Kebebasan adalah nilai dan salah satu hak asasi paling penting yang dimiliki oleh manusia, dan ini dijamin oleh sistem ekonomi pasar. Pasar memberi peluang bagi penentuan diri manusia sebagai makhluk yang bebas. Ekonomi pasar menjamin kebebasan yg sama dan kesempatan yg adil. Sedangkan teori etika yang kita ketahui yaitu, diantaranya:
1. Deontologi
Teori deontologi atau teori kewajiban menekankan kepada semua manusia untuk bertindak dengan baik dan benar. Sebuah tindakan dapat dikatakan baik atau bermoral ketika hal itu memang baik, bukan karena suatu tujuan atau akibat tertentu.
2. Teologi
Dalam teori teologi, tindakan seseorang dinilai baik atau buruknya berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan. Apabila tindakan yang dilakukan bermanfaat bagi orang lain, maka tindakan tersebut dapat dinilai baik. Prinsip penilaian tindakan ini terlepas dari cara apa yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut.
3. Utilitarisme
Berdasarkan teori utilitarisme, tindakan yang benar berdasarkan nilai moral adalah tindakan yang bermanfaat. Sebuah tindakan yang diambil oleh seseorang dapat dinilai bermanfaat ketika tindakan tersebut membawa dampak baik, misalnya dengan adanya keuntungan yang diterima oleh orang lain.
Lantas, apakah tindakan kelompok yang memiliki kelebihan dalam modal sehingga dapat berbisnis dalam alat-alat kesehatan di masa pandemi yang menyebabkan jalur distribusi menjadi panjang dan akhirnya barang langka dan mahal ini sesuai dengan kaidah dan teori etika? Menurut saya, tindakan yang dilakukan oleh distributor alat kesehatan di masa pandemi ini hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi saja. Sehingga, tidak ada manfaat secara sosial (Seperti membantu orang-orang yang tidak mempu membeli alat-alat kesehataan tersebut). Oleh karena itu, tindakan tersebut tidak sejalan dengan teori etika bisnis apa pun. Karena seluruh teori etika bisnis selalu mengedepankan manfaat untuk orang banyak.
Hal ini timbul karena terdapat prinsip perbedaan, bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga ketidaksamaan tersebut dapat menguntungkan mereka yg paling kurang beruntung, dan sesuai dengan tugas dan kedudukan yg terbuka bagi semua di bawah kondisi persamaan kesempatan yg sama. Jalan keluar utama untuk memecahkan ketidakadilan distribusi ekonomi oleh pasar adalah dengan mengatur sistem dan struktur sosial agar terutama menguntungkan kelompok yg tidak beruntung.
Comments
Post a Comment