TAHAPAN ETIKA BISNIS
TAHAPAN ETIKA BISNIS
Manusia sebagai mahkluk
sosial tak lepas dari hubungan sesama manusia lainnya, Dalam kehidupan sehari-hari,
kita menemui berbagai macam orang dengan karakter, sifat, kebudayaan, yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, kita membutuhkan suatu system yang mengatur
bagaimana manusia bersosialisasi. Sistem ini dimaksudkan untuk menjaga batasan-batasan
dalam berbaur agar dapat menjaga kepentingan setiap pihak serta sebagai jaminan
jika perbuatan yang sedang dilakukan tidak bertentangan dengan adat kebiasaan
yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak asasi pada umumnya. Hal inilah
yang menjadi dasar bertumbuhnya etika di masyarakat.
Etika yang berasal dari Bahasa
Yunani ‘Ethos’, yang berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai,
tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang
dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dalam
perkembangannya, etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan adanya
etika, manusia memiliki arah dalam bertindak di kehidupan sehari-hari. Dengan
begitu, etika mengambil peran bagaimana manusia dalam mengambil sikap dan bertindak
yang tepat selama hidup. Pada akhirnya, etika membantu manusia dalam mengambil
keputusan mengenai Tindakan apa yang perlu kita ambil. Perlu kita ingat, etika
harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan kita, tak terkecuali dalam
bisnis.
Reidenback dan Robin
mengenalkan lima tahap moralitas dan etika organisasi. Namun dalam pembahasan
kita kali ini, akan membahas tiga tahap, yaitu tahapan makro, tahapan meso, dan
tahapan mikro. Tahapan etika bisnis ditampilkan pada sebuah piramida yang dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada tahap terendah,
disebut dengan “The Amoral Organization” atau tahapan makro. Tujuan utama
organisasi dalam tahap ini adalah membuat profit atau keuntungan. Organisasi focus
untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, tanpa memperdulikan etika dan
moralitas. Bertahan dalam persaingan dan menghasilkan keuntungan merupakan
satu-satunya tujuan yang diserap oleh organisasi.
Tahap kedua yaitu dimana etika
bisnis mempelajari persoalan etika yang ada di dalam organisasi. Tahap ini
disebut dengan tahapan meso atau menengah. Organisasi dalam tahap ini memahami
aturan dan mematuhi hukum yang berlaku. Saat fase legalistik
tercapai, organisasi mulai lebih memperhatikan kebijakan, peraturan, dan
undang-undang. Meskipun masih terpaku pada profitabilitas, namun tetap berusaha
untuk mematuhi semua kerangka kebijakan masing-masing. Dilanjutkan dengan
adanya responsive organization. Selama fase focus pada peningkatan
keuntungan, terdapat kesadaran akan moralitas dan keinginan untuk melakukan hal
yang benar jika memungkinkan. Organisasi mencoba untuk mencapai keseimbangan
antara profitabilitas dan bisnis yang etis. Pada tahap ini, organisasi
responsif dalam moralitas mereka dan belum proaktif dan berusaha menjadi
pemimpin yang bermoral dan beretika.
Terakhir adalah tahapan
mikro. Dalam tahap ini terpusat pada persoalan individual yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi atau bisnis. Tanggungjawab etis karyawan dan pimpinan,
produsen dan konsumen serta investor juga dipelajari dalam fase ini. Pada tahap
ini perhatian organisasi terhadap etika sangat seimbang dengan perhatian mereka
terhadap keuntungan. Manajemen puncak dan pemimpin sangat
menjunjung tinggi perilaku etis dan moral sebagai bagian dari budaya
perusahaan, bahkan ketika hal ini terkadang bertentangan dengan profitabilitas.
Keputusan tentang arah dan operasi organisasi semuanya dibuat dengan
memperhatikan dampak etisnya, dan kepemimpinan menunjukkan dan mencontoh
moralitas tingkat tinggi. Pada tahap ini, organisasi telah mencapai tingkat
tertinggi yang mungkin dicapai dalam hal pengembangan etika dan moral
perusahaan.
Sumber:
https://mastahbisnis.com/etika-bisnis/
https://vireton.com/reidenbach-and-robins-five-stages-of-corporate-ethical-development/
https://worldofwork.io/2019/08/5-stages-of-corporate-ethical-development/
Comments
Post a Comment